Desa Padomasan Jombang Jember


Desa Padomasan adalah salah satu desa di Kabupaten Jember yang terletak di ujung barat Kabupaten Jember tepatnya ± 45 km dari pusat pemerintah Kabupaten. Luas wilayah Desa Padomasan adalah 1000,67 ha yang terdiri dari 452 ha sawah, 300 ha tanah kering, 120 ha tanah perkebunan, adapun sisanya adalah tanah lain-lain (Jalan, Sungai, Kuburan, Pasar, Lapangan, dll ). Dari segi topografi Desa Padomasan adalah desa yang berada pada ketinggian 71 m dari permukaan laut, dengan suhu rata-rata 35° Celsius. Berdasar data BPS Kabupaten Jember tahun 2010, curah hujan di Desa Padomasan rata-rata mencapai 1.823 mm. Kelembagaan yang ada di Desa Padomasan telah terbentuk dan berjalan dengan baik, antara lain BPD, LPMD, PKK, Dharma Wanita Desa, KASATGASHANSIP, dan KOPRI yang ikut membantu secara aktif pelaksanaan Pemerintah Desa Padomasan.

Secara administratif Desa Padomasan termasuk wilayah Kecamatan Jombang. Desa padomasan merupakan desa paling barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lumajang. Desa Padomasan sebelah utara dibatasi oleh Desa Sarimulyo, sebelah selatan dibatasi oleh Desa Keting, dan sebelah timur dibatasi oleh Desa Ngampelrejo. Desa padomasan terdiri dari 3 dusun dengan 19 RW, 57 RT. Dusun yang ada di Desa Padomasan beserta RW dan RT yaitu :
·         Dusun Krajan 1 terdiri dari 5 RW dan 19 RT,
·         Dusun Krajan 2 terdiri dari 6 RW dan 22 RT,
·         Dusun Wringinsari terdiri dari 8 RW dan 26 RT

 Sebagian besar masyarakat Desa Padomasan merupakan etnis Jawa. Jumlah penduduk Desa Padomasan sebanyak 11.796 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 5.769 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 6.027 jiwa. Sedangkan tingkat kesejahteraan masyarakat terdapat 1311 keluarga miskin, serta 2566 keluarga dengan kondisi perekonomian kategori cukup. Kondisi perekonomian Desa Padomasan sendiri bisa dikatakan pada kategori menengah ke bawah, meskipun masih terdapat masyarakat yang masih tergolong tidak mampu. Desa Padomasan mayoritas penduduknya merupakan masyarakat yang bekerja di bidang pertanian (60%), buruh bangunan (12%), pedagang (10%), dan sebagian lainnya merupakan tenaga kerja di pulau Bali (18%). Kondisi infrastruktur Desa Padomasan sendiri dapat dikatakan masih dalam tahap berkembang. Hal tersebut dapat diketahui dari kondisi akses jalan menuju desa yang sudah beraspal dan memiliki lampu penerangan jalan, namun masih belum merata sampai pelosok desa.

Dari segi pendidikan, di desa Padomasan terdapat enam sekolah dasar negeri yaitu SDN Padomasan 1, SDN Padomasan 2, SDN Padomasan 3. SDN Padomasan 4, SDN Padomasan 5, dan SDN Padomasan 6. Tetapi SDN Padomasan 4 dan SDN Padomasan 6 terdapat di Desa Sarimulyo yang dahulu merupakan salah satu dusun dari Desa Padomasan yang mengalami perluasan wilayah. Terdapat juga satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang terdapat di Dusun Wringinsari di Desa Padomasan. Terdapat juga satu SDNU di Dusun Krajan 1. Terdapat dua Sekolah menengah pertama (SMP) swasta yaitu Madrasah Islam (MI) dan MTS Nurul Iman di Dusun Krajan 1. Hanya terdapat satu Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta yaitu Madrasah Aliyah (MA) Padomasan. Untuk pendidikan tahap awal yaitu TK dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) terdapat TK Darmawanita 1, TK Darmawanita 2, TK ABA, TK Dewi Masyitoh 1, TK Dewi Masyitih 2, dan 2 PAUD di Desa Padomasan.

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa padomasan masih tergolong menengah ke bawah. Bisa dikatakan begitu karena diindikasikan dengan masih adanya sebagian masyarakat Desa padomasan yang masih buta aksara. Suatu masalah yang cukup tabu di zaman globalisasi pendidikan saat ini. Dan agar masalah seperti itu tidak berkelanjutan, maka sebaiknya hal seperti pendidikan itu dilakukan sejak usia dini. Ini merupakan suatu tindakan pencegahan agar hal buta aksara ini tidak menjadi masalah yang terus berlarut-larut. Hal ini dikarenakan anak-anak ini adalah penerus generasi bangsa dan mereka diharuskan menjadi generasi yang cerdas untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.

Pada bidang pendidikan yang lainnya juga terdapat permasalahan yang mendasar. Dari lembaga pendidikan formal dan non formal, baik negeri maupun swasta, tentunya memiliki sebuah permasalahan terhadap sistem pendidikan yang diterapkan. Berdasarkan hasil survei awal, secara umum ditemukan masalah kejenuhan dan niat terus belajar menjadi masalah klasik. Hal ini mungkin dikarenakan metode pembelajaran ceramah yang kurang efektif dan lebih sering membuat siswa merasa jenuh. Disamping kondisi tersebut, seorang siswa (khususnya usia sekolah dasar) memerlukan bimbingan dari orang-orang di sekitarnya untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Namun, kebutuhan akan bimbingan tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik. Ini dikarenakan mayoritas orang tua siswa lebih mementingkan pekerjaan dan lebih memasrahkan pendidikan anakanya kepada lembaga pendidikan. Maka bimbingan belajar dengan metode yang lebih efektif, menarik, dan menyenangkan perlu dicanangkan. Sehingga mampu memperbaiki masalah kejenuhan dan niat belajar siswa-siswa sekolah dasar di Desa Padomasan.

Desa Padomasan khususnya Dusun Krajan 2 memiliki kerajian unik berupa anyaman bambu. Anyaman bambu ini berbentuk bakul nasi, topi sawah, irek (penyaring ikan), kipas sate, dan beberapa bentuk lainnya. Namun sampai saat ini kerajian anyaman bambu ini belum bisa berkembang dikarenakan minimnya inovasi produk dan cara pemasaran yang masih konvensional dengan berdagang dari satu tempat ke tempat lain. Maka inovasi kerajinan anyaman bambu ini perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai jual serta perlu pula perubahan cara pemasaran agar hasil yang diperoleh lebih efektif dan efisien.

Selain dari sektor pendidikan dan peningkatan ekonomi kreatif juga dilakukan program dalam bidang kesehatan dan lingkungan. Karena apabila dilihat dari hasil survei yang telah dilakukan, ada sebagian kecil masyarakat di Desa Padomasan masih belum menyadari tentang apa itu kesehatan dan kebersihan. Hal ini di indikasikan dari pengamatan pada Dusun Wringinsari yang warganya masih menggunakan sungai sebagai tempat MCK, dan mereka tidak menyadari bahwa MCK di sungai merupakan sumber utama penyebaran penyakit menular. Serta pengamatan pada beberapa dusun yang warganya masih membuang sampah di sungai, dan mereka tidak menyadari bahwa sampah dapat membawa penyakit..Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi terhadap kebersihan lingkungan terutama merubah kebiasaan buruk menggunakan sungai sebagai tempat MCK serta membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Daerah pedesaan memiliki ciri khas yaitu masyarakatnya memiliki lahan pekarangan depan rumah yang luas, yang masih sedikit masyarakat yang memanfaatkan lahan pekarangan tersebut. Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan yang mampu mendorong minat warga untuk memanfaatkan lahan yang ada dengan metode yang lebih mudah dan unik seperti dengan ventrikultur dan kebun sehat di sekitar rumah. Sehingga nantinya sayur dan buah sehat bukan lagi menjadi sesuatu yang harus dibeli melainkan bisa dihasilkan dari kebun pribadi.



STRUKTUR ORGANISASI KEPENGURUSAN DESA PADOMASAN

Kepala Desa: 
Trimanto

Sekretaris Desa: 
Drs, Suhartono

Kaur. Pemerintahan: 
Abdul Kafik

Kaur. Keuangan: 
Dewi Antin

Kaur. Ekbang: 
Susiyo

Kaur. Kesra: 
Mukhotif

Kaur. Umum: 
Rofi'ah

Kasun Krajan 1: 
Didik S.

Kasun Krajan 2: 
Condro S.

Kasun Krajan 3: 
Seno Hadi

Urusan Pamong Tani: 
Hariyanto

Urusan Pamong Keamanan: 
Suharlin






Desa Padomasan jika dilihat dari Google Maps